Sabtu pagi, kegiatanku hari ini
adalah pergi ke sekolah. Seharusnya sekarang libur, menghabiskan waktu di rumah
tapi sayangnya sekolahku akan mengadakan acara yang melibatkan semua organisasi
dan ekstrakulikuler, aku termasuk aktif di organisasi jadi mau tidak mau harus
ke sekolah untuk menyiapkan acara ini. Acara ini adalah acara tahunan sekolah
dilakukan dalam tiga hari berturut-turut dan cukup terkenal di kota kecilku,
banyak para pengunjung yang akan datang baik dari kalangan pelajar, para guru
ataupun masyarakat sekitar. Masih sekitar dua minggu menuju hari
diselenggarakannya acara ini, tapi persiapan sudah kami lakukan pada
minggu-minggu sebelumnya karena memang acara yang besar.
Aku datang tepat waktu, jam
sepuluh pagi. Sudah banyak yang datang, semua sibuk dengan kegiatannya
masing-masing. Aku pergi ke kelas yang dijadikan tempat untuk organisasiku
disana dan mulai mengerjakan bersama teman-teman yang lainnya. Meskipun pada
acara ini banyak yang harus dilakukan tapi masih ada yang belum bisa hadir
untuk ikut membantu karena berhalangan, salah satunya teman dekatku, Rara. Dia
tidak hadir karena pergi ke luar kota untuk menghadiri acara keluarga, padahal
dia adalah salah satu yang paling bersemangat untuk acara ini. Rara juga sudah
janji akan mengembalikan sweaterku yang dia pinjam minggu lalu, satu dari banyak
sweaterku yang nyaman dipakai.
Selagi sibuk membuat dekorasi ada
notif dari aplikasi chatku, pesan dari Rara, isinya
La sweaternya aku titipin ya,
gak bisa mampir dulu ke sekolah soalnya.
Aku titipin ke Rama.
Setelah membaca aku langsung
membalas pesannya. Soal dititipkan ke Rama aku pikir karena rumah mereka
tetanggaan jadi sangat mungkin Rara menitipkannya ke Rama.
Omong-omong soal Rama dia adalah
teman kami berdua, teman dari SMP. Kelas sepuluh aku dan Rama sekelas, dia anak
yang ramah dan sangat aktif berorganisasi sekarangpun dia menjadi ketua
pelaksana dari acara ini, itu alasannya kenapa Rama juga ke sekolah. Entah dari
mana tapi Rama selalu mempunyai energi positif mungkin itu sebabnya dia banyak
disukai tidak hanya oleh teman-temannya tapi juga para adik kelas dan
guru-guru, seperti di cerita-cerita novel remaja ya.
Tidak terasa sudah jam dua belas,
waktu dzuhur juga dipakai untuk istirahat. Waktu istirahat aku pakai untuk
makan, lapar juga dua jam membuat dekorasi untuk satu ruangan kelas ini, cukup
menguras banyak tenaga. Sibuk makan sambil menonton drama favorit, temanku
memanggil namaku ada yang mencari aku katanya. Setelah bilang itu dia pergi
meninggalkan kelas, aku tebak dia akan ke mesjid. Baru akan bangun dari kursi
ada seseorang yang masuk, Rama, ternyata dia orang yang mencariku.
Dia menghampiriku kemudian
memberikan paperbag berwarna putih, La ini dari Rara katanya punya kamu. Aku
mengangguk kemudian mengambilnya, isinya sweater dan satu susu coklat.
Eh kok ini ada susunya, punya
siapa?
Oh itu juga dari Rara buat
kamu, katanya kamu suka susu coklat, jawab Rama. Memang benar aku suka susu
coklat, mungkin ini sebagai sogokan gara-gara dia gak bisa ngembaliin
sweaternya langsung ke aku, Rara emang baik.
Makasih ya, Ram, kataku
pada Rama. Dia mengangguk.
Eh La, nanti kamu pulang sama
siapa? Dia bertanya.
Sendiri kayanya, emang kenapa?
Mau pulang bareng aja gak?
Sekalian beli properti buat disini, katanya ada yang kurang ya? Aku tau tempat
belinya dimana.
Oh iya, boleh?
Dia tertawa kecil, bolehlah
kan aku yang nawarin, yaudah nanti pulang bareng ya. Sampai ketemu di parkiran.
Aku tersenyum kemudian
mengangguk, iya oke. Setelah itu dia pergi meninggalkan kelas.
Seperti yang dibicarakan tadi aku
dan Rama pulang bareng, kita juga mampir dulu ke tempat properti yang Rama
bilang. Diperjalanan kita banyak ngobrol, entah itu soal acara sekolah, tugas
atau hal yang kali kaya baru-baru ini dia membeli kucing yang lucu. Rama banyak
bercerita, dia juga sesekali bercanda membuat kami berdua tertawa.
Rama langsung pulang begitu
sampai antar aku depan rumah, aku juga bilang makasih dan hati-hati di jalan. Tidak
sempat mampir karena waktu itu juga sudah sore. Sampai di rumah aku lupa belum
sempat bilang makasih ke Rara untuk susu coklatnya, jadi aku langsung chat dia.
Jawaban Rara sedikit membuatku bingung, dia bilang,
Hah susu coklat apanya La? Aku
gak ngasih apa-apa, cuma sweater kamu aja.
Kalau bukan Rara yang ngasih susu
coklatnya, cuma ada satu kemungkinan itu dari siapa. Orang yang baru saja antar
aku pulang, Rama.